KD. 6 BIDANG SUDUT PANDANG GAMBAR
Dalam merekam gambar perlu penentuan sudut pandang/framing agar objek yang
disajikan hasilnya lebih baih dan indah. Bidang pandangan/framing adalah suatu
langkah pengambilan gambar yang harus menentukan luas bidang pandangan untuk
suatu objek utama dan objek lainnya dalam hubungannya dengan latar belakang.
Macam-macam framing yaitu :
1. ELS (Extreme Long Shot)
Macam-macam framing yaitu :
1. ELS (Extreme Long Shot)
Shot dari jarak sangat jauh dan menyajikan bidang
yang sangat luas, kamera mengambil objek secara menyeluruh. Objek utama
terlihat sangat kecil dan latar belakang terlihat sangat dominan.
2. LS (Long Shot)
2. LS (Long Shot)
Shot yang juga sangat jauh, bidang yang diambil lebih dekat
daripada ELS, namun tetap objek utama masih terlihat terlalu kecil dibandingkat
latar keseluruhan.
3. MLS (Medium Long Shot)
3. MLS (Medium Long Shot)
Lebih dekat daripada ELS dan LS. Manusia biasanya
ditampakkan dari atas pinggang sampai atas kepala dalam shot ini. Latar
belakang dan objek utama pun juga nampak sebanding.
4. MCU (Medium Close Up)
Shot sangat dekat, objek diperlihatkan dari bagian
dada hingga atas kepala. MCU ini paling sering digunakan dalam dunia perfilman
5. CU (Close Up)
5. CU (Close Up)
Shot teramat dekat. Objek menjadi titik perhatian utama dalam
shot ini dan latar belakang terlihat kurang dominan. Manusia biasanya
ditampilkan pada bagian bahu hingga atas kepala.
6. BCU (Big Close Up)
6. BCU (Big Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia.
Objek mengisi layar secara menyeluruh dan sangat terlihat detilnya.
7. ECU (Extreme Close Up)
7. ECU (Extreme Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tertentu objek dengan
sangat detil memenuhi layar.
KD. 7 TEKNIK ZOOM DAN PANNING
1. Zoom
Zoom adalah mengubah panjang fokus lensa pada saat eksposure. Otomatis untuk penggunaan shutter speed-nya harus rendah dan kebanyakan menggunakan lensa tele (zoom). Pada saat memotret atau tombol shutter ditekan, titik fokus lensa diubah dengan menarik lensa zoom ke dalam atau ke arah luar (untuk jenis zoom yang ditarik).
Cara melakukan teknik zoom :
- Fokuskan objek tepat ditengah, kemudian di zoom sampai full dekat
- Sambil memencet tombol shoot putar gelang zom ke zoom out atau menjauh
- Untuk lebih aman terhadap lensa pilihan manual focus
- gunakan speed sedikit lebih rendah misal 1/10s dan diafragma menyesuaikan
- sebaiknya menggunakan tripod untuk menjaga fokus agar maksimal
- untuk memperoleh kesan zooming yang menarik, pilih background yang memiliki kontras dan banyak warna.
2. Panning
Panning adalah salah satu teknik fotografi yang digunakan untuk membekukan gerakan benda yang bergerak. Ide dibalik teknik panning ini adalah untuk mengatasi masalah dalam menangkap objek yang bergerak cepat. Ciri-ciri foto dengan menggunakan teknik panning adalah fokus dengan tajam terhadap objek yang bergerak sedangkan background nya blur atau kabur.
Cara melakukan teknik melakukan teknik panning :
- Pilih Shutter Speed yang lebih rendah dari yang Anda sering gunakan. Mulai dengan 1/30sec kemudian coba-coba dengan Shutter Speed yang lebih rendah. Shutter Speed yang digunakan tergantung pada jumlah cahaya dan kecepatan objek, gunakan 1/60sec hingga 1/8sec.
- Posisikan diri Anda di tempat dimana pandangan Anda terhadap objek tidak akan terhalang leh siapapun, atau apapun. Juga mempertimbangkan latar belakang objek Anda, meskipun akan blur namun jangan sampai mengganggu terhadap objek Anda. Background yang berwarna atau cenderung menghasilkan blur yang bagus.
- Jika Anda menggunakan lensa yang panjang, gunakan tripod atau monopod dengan head yangbisa berputar agar pergerakan kamera mulus dalam mengikuti objek.
- Jika Anda menggunakan kamera dengan auto focus motor Servo Anda dapat membiarkan kmera melakukan focus mengikuti pergerakan objek dengan menekan setengah tombol Shutter.
- Jika kamera Anda tidak memiliki auto focus yang cukup cepat Anda harus melakukan pra-fokus pada kmera Anda di tempat dimana Anda akan menekan tombol Shutter.
- Ikuti pergerakan objek sambil menekan setengah tombol Shutter untuk mengambil focus pada objek, jika pergerakan tangan Anda sudah relative sama dengan objek maka tekan penuh tombol Shutter (lakukan selembut mungkin untuk mengurangi guncangan kamera).
- Setelah Anda menekan tombol Shutter terus ikuti arah pergerakan objek sampai proses pengambilan gambar selesai.
- Terakhir jangan lupa practice, practice and practice. Lakukan banyak latihan dalam mempraktekkan teknik Panning.
Sudut Pengambilan Gambar
Dalam fotografi agar foto yang kita hasilkan memiliki nilai dan terkesan indah harus diperhatikan mengenai masalah penggunaan sudut pengambilan gambar yang bail. dalam fotografi dikenal 5 sudut pengambilan gambar yang mendasar, yaitu :
Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak dibawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi.
Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.
Pengambilan gambar diambil dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini yaitu keagungan atau kejayaan.
Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.
Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.
Sumber :
- http://tipsfotografi.net/teknik-zooming-dalam-fotografi.html
- http://liansmudas.blogspot.co.id/2014/10/materi-komposisi-foto-digital-kelas-xi.html
- http://masroh19.blogspot.co.id/2013/02/sudut-pandang-pengambilan-gambar.html
KD 5. PENGOPERASIAN KAMERA DIGITAL
Komponen Kamera
Kamera memiliki komponen-komponen terpenting, komponen-komponen kamera
adalah :
1. Body
Kamera ( Badan Kamera )
2. Lensa
3. Tombol
shutter (tombol menjepret)
4. dan Film
atau Memory card
Dan komponen tambahan dari kamera adalah :
1. Lampu
Flash
2. Pengatur
speed
3. pengatur
diafragma
4. pengatur
ISO
5. Pengatur
fokus pada lensa
Kamera juga memiliki asesoris yang banyak, seperti :
1. Flash
eksternal
2. tripod
3. Remote
shutter
4. dan lainnya.
Untuk menghasilkan
gambar yang berkualitas dan memiliki nilai seni, seorang fotografer harus
menguasai paling tidak teknik-teknik dasar menggunakan kamera DSLR.
Teknik-teknik dasar tersebut adalah komposisi objek yang baik, pencahayaan yang
seimbang dan fokus yang tajam.
Berikut ini adalah teknik pengaturan kamera yang wajib kita kuasai:
1. White Balance
Untuk melakukan pengaturan white balance kita memerlukan benda berwarna
putih, bisa menggunakan kertas, baju ataupun dinding. Anggap saja kita
menggunakan kertas maka caranya adalah menempatkan kertas pada bidang tertentu,
gunakan pencahayaan yang sedang (tidak kurang atau kelebihan), gunakan manual
fokus dan usahakan seluruh frame foto terisi dengan kertas tersebut. Pengaturan
white balance bisa dengan menggunakan skala kelvin atau dengan gambar-gambar
untuk menyatakan suhu pencahayaan ruangan seperti cloudy, tungsteen, white
flourescent dll. Nah, gambar yang kita ambil tadi merupakan patokan untuk
mengoreksi white balance untuk mendapatkan ketajaman gambar sesuai dengan suhu
ruangan. Berikut adalah tabel Skala Kelvin
Dari Skala Kelvin diatas menunjukkan bahwa 1.000 kelvin berwarna merah dan
10.000kelvin berwarna langit biru, hal ini menunjukkan bahwa apabila settingan
kelvin kita terlalu tinggi akan berwarna kekuningan, dan apabila settingan
kelvin kita terlalu rendah akan berwarna kebiruan. Aturlah skala kelvin sesuai
gambar diatas, hasil foto haruslah tampak netral, yakni tidak kekuningan atau
kebiruan.
2. Fokus
3. Diafragma
Diafragma disimbolkan dengan f yakni pengaturan bukaan lensa, seperti kita lihat pada gambar disamping, semakin kecil nilai f nya maka semakin besar bukaan lensanya. Angka f yang kecil(bukaan besar) akan menyebabkan Depth of Field(DOF) / area tajam lebar meliputi objek utama dan background akan nampak jelas, sedangkan semakin besar pengaturan f(bukaan kecil) Depth of Fieldnya akan sempit yakni objek didepan jelas, sedangkan objek dibelakang/backgorund buram. Ukuran f sendiri terdiri dari f/1,4(yang terkecil) hingga f/16(yang terbesar). Diaframa termasuk 1 dari 3 komponen eksposur yang sangat bermanfaat mengatur intensitas cahaya yang masuk ke lensa.
4. Shutter Speed
Shutter speed
adalah pengaturan kecepatan buka dan tutup rana atau jendela kamera. Pengaturan
shuter speed adalah dalam satuan detik misalnya 1/125 atau 1/1000, jadi Semakin
besar angka satuannya misal 1/1000 makaa semakin cepat pula waktu buka dan
tutup rana/ jendela sehingga cahaya yang masuk ke image sensor lebih sedikit.
Sebaliknya apabila angka satuannya semakin kecil misal 1/125 maka semakin lama
pula kecepatan buka dan tutup rana / jendela kamera sehingga cahaya yang masuk
ke image sensor lebih banyak.Untuk membekukan objek bergerak misalnya
orang sedang berselancar atau baling-baling pada helikopter diperlukan
settingan shutter speed yang tinggi seperti gambar disamping. Biasanya teknik
pegambilan gambar tersebut dinamakan panning atau freeze. Jadi semakin cepat
gerakan objek yang ingin kita tangkap maka semakin besar pula satuan shutter
speednya. Set pengaturan shutter Speed diatas 1/250 untuk membekukan aksi
(seperti gambar disamping) , serta gunakan shutter speed dibawah 1/25 untuk
memburamkan objek seperti air yang sedang jatuh/air terjun.
Tehnik Fotografi Slow Spped
5. ISO
sumber:
- http://liansmudas.blogspot.co.id/p/pengoperasian-kamera-digital.html
- http://askthephotographer.com/2014/02/teknik-dasar-menggunakan-dslr/
KD.4 PERAWATAN PERALATAN FOTOGRAFI
Cara merawat kamera
digital sangatlah perlu dilakukan oleh fotografer profesional.
Apalagi bagi mereka yang masih awam terjun ke bidang fotografi. Kita tentu
tahu, kamera digital memiliki harga yang cukup fantastis. Dibandingkan dengan harga handphone termahal sekalipun, kamera digital tetap menjadi primadona tersendiri.
Tak heran apabila banyak orang tidak ingin kamera kesayangannya rusak atau
bahkan hanya lecet. Sebab, sekali lagi kamera digital memang sangat berharga.
11 Tips Cara Merawat Kamera dan Lensa Agar Lebih Awet
1. Kecuali kalau kamera atau lensa anda jelas-jelas dinyatakan waterproof atau weather sealed, jauhkan mereka dari air dan basah. Air bisa menimbulkan kelembaban didalam internal kamera dan bisa membuat komponen internal rusak. Kamera weather sealed juga bukan berarti anda bisa memasukannya ke air.
2. Batere lithium-ion biasanya bertahan dalam 500 kali siklus recharge sebelum kerjanya mulai menyusut, kalaumemang sudah waktunya jangan kaget kalau memang minta ganti. Buang sampah batere ditempat khusus (meskipun pengelolaan sampah kita tidak pernah memisahkan jenis limbah apapaun). Baca juga tips agar konsumsi baterai kamera lebih awet.
3. Batere lithium-ion biasanya bertahan dalam 500 kali siklus recharge sebelum kerjanya mulai menyusut, kalau memang sudah waktunya jangan kaget kalau memang minta ganti. Buang sampah batere ditempat khusus (meskipun pengelolaan sampah kita tidak pernah memisahkan jenis limbah apapaun). Baca juga tips agar konsumsi baterai kamera lebih awet.
4. Matikan kamera sebelum mengeluarkan batere atau memory card dan saat anda mencolokkan ke komputer, kamera memiliki komputer didalamnya dan bisa jadi tidak tahan terhadap perubahan arus listrik secara mendadak.
5. Strap kamera ada agar kamera anda tidak gampang jatuh dengan tidak sengaja, kalau memang merasa tidak nyaman memakai strap bawaan, belilah yang lebih nyaman. Baca juga cara paling aman saat menggantungkan kamera di pundak
6. Hindari meninggalkan kamera didalam mobil dalam waktu yang lama apalagi jika mobilnya terkena panas matahari langsung. Kamera memiliki rentang suhu aman dan akumulasi panas didalam mobil beresiko melebihi rentang tadi.
7. Kandungan garam dilaut bersifat korosif bagi komponen logam yang ada di dalam kamera maupun lensa sehingga berpotensi menghasilkan karat. Setelah memotret di dekat laut, bersihkan kamera dengan lap yang sedikit dibasahi untuk menghilangkan sisa garam yang menempel di kamera, sedikit saja jangan terlalu banyak. Setelah itu lap lagi dengan lap hingga benar-benar kering. Baca cara mencegah munculnya kabut di lensa.
8. Kamera dan lensa memiliki bagian bergerak seperti tombol, dial, engsel pintu batere dan memory card, focusing ring dan putaran zoom lensa. Kalau ada yang macet jangan diputar atau dibuka dengan paksa. Kalau memang tidak paham, bawa ke teman yang paham atau bawa ke service center. Kalau dipaksa bisa jadi ada bagian yang patah.
9. Baca tips mengganti lensa DSLR saat anda memotret diluar ruangan untuk meminimalkan resiko kemasukan debu.
10. Periksa ada tidaknya debu di sensor kamera DSLR anda (baca disini caranya), kalau memang terdeteksi ada, gunakan blower. Jika blower tidak bisa menghilangkan debu, bawa ke service center.
11. Simpan kamera di tempat yang kering dan tidak terkena cahaya matahari langsung. Kalau memang ada budget, beli dry box atau dry cabinet sehingga kita bisa mengontrol tingkat kelembaban. Alternatif murah adalah memakai silica gel. Baca tips menyimpan kamera dan lensa agar bebas dari lembap
Tips Merawat Kamera
1. Menempatkan kamera pada ruangan tertutup (dalam tas) dapat membantu menurunkan intensitas dan kuantitas masuknya debu, kotoran dan helai bulu yang dapat masuk atau menempel pada unit kamera. Perlu ekstra hati-hati ketika foto pada lingkungan yang berdebu dan perpasir (pantai).
2. Gunakan alat perawatan kamera yang tepat dan benar. Hindari penggunaan tissue biasa, kaos baju, alcohol dan bahan lainnya yang tidak dikhususkan untuk perawatan kamera. (silakan periksa item barang kami pada ‘tools untuk merawat kamera’)
3. Bersihkan kamera dan lensa secara teratur, khususnya setelah digunakan pada ruang terbuka atau setelah hunting. Simpan kamera pada tas dan selipkan silica gel pada ruang tas untuk membantu merawat tas dari jamur.
4. Gunakan filter yang tepat dan sesuai untuk kamera, beberapa kamera sangat sensitif terhadap sinar ultraviolet dari matahari.
5. Bila terdapat cukup banyak asesoris kamera, maka sebaiknya ditempatkan pada 1 tas secara bersamaan untuk memudahkan pengawasan kamera kesayangan Anda.
6. Jangan membawa kamera SLR dengan flash yang menempel apabila melakukan perjalanan yang jauh karena ‘shoe base’ flash atau ‘flash rail’ akan rawan terhadap kerusakan.
7. Matikan kamera secara manual umumnya lebih baik daripada kamera mati secara otomatis, karena memperpanjang umur baterai.
8. Lepaskan baterai dari kamera apabila sedang tidak digunakan pada waktu yang lama.
9. Bersihkan tangan Anda dari kotoran sebelum mulai memfoto.
10. Jika kamera terkena air, segera bersihkan dan keringkan secara seksama. Dapat menggunakan hairdryer dengan panas secukupnya untuk mengeringkan kamera dari air.
Sumber :
- http://liansmudas.blogspot.co.id/2014/10/materi-komposisi-foto-digital-kelas-xi.html
- http://tekno-hp.blogspot.co.id/2014/04/cara-merawat-kamera-digital-yang-benar.html
- http://belfot.com/wp-content/uploads/2013/10/tips-cara-merawat-kamera-lensa.jpg
KD. 3 ALAT BANTU FOTOGRAFI
Ketika kita melakukan pemotretan, kita
sebenarnya juga memerlukan kamera engan segala fasilitasnya dalam kata lain
adalah alat pendukung. Alat pendukung (alat bantu) ini juga membantu kita dalam
setiap pemotretan selain itu, alat alat bantu ini juga mempengaruhi hasil
pemotretan kita.
Alat bantu fotografi dibagi menjadi 2,
yaitu alat bantu pemotertan dan juga alat bantu pencahayaan.
A. Alat Bantu Pemotretan
1. Filter
Sesuai dengan
namanya alat ini cara kerjanya sama seperti filter pada umumnya yaitu sebagai
penyaring, jika di dalam rokok berguna menyaring asap tapi disini filter
berfungsi menyaring cahaya yang masuk sehingga menimbulkan efek-efek yang kita
inginkan. Penggunaannya dengan cara dipasang diujung lensa. Bentuk
filter ada dua yaitu square (kotak) dan circle (bulat). Jika
menggunakan filter square, kita harus menambahkan ring khusus di depan
lensa. Untuk penggunaan filter yang bentuknya bulat, kita harus memperhatikan
diameter dari lensa kamera yang kita gunakan.
Macam-macam
filter dan kegunaannya :
a. Filter PL, memekatkan warna dan
menghilangkan refleksi
b. Filter UV, mengurangi sinar ultra
violet.
c. Filter ND (natural density),
mengurangi contrast.
d. Filter warna, memberi efek warna.
e. Filter soft, melembutkan objek.
f. Filter diffuser, hampir sama dengan
filter soft, tapi lebih halus.
g. Filter cross, memberi efek
cross/silang pada sumber cahaya.
h. Filter multi image, memberi efek
multi image.
i.
Filter
multi expose, digunakan dalam pemotretan multi expose.
j.
Filter
gradasi, memberi efek gradasi warna.
1.
Tudung Lensa
Alat yang dipasang pada lensa ini
berfungsi menghilangkan cahaya/sinar yang tidak diinginkan masuk kedalam lensa
karena cahaya tersebut biasanya dapat menyebabkan flare pada hasil pemotretan.
Flare dapat merusak hasil foto karena menurunkan kontras dan mengurangi
saturasi warna. Alat ini sangat berguna terutama pada pemotretan yang
berhadapan langsung dengan arah datangnya cahaya.
2.
Tripod
Tripod atau biasa disebut kaki tiga
berfungsi sebagai peyangga kamera saat pemotretan agar kamera tidak mengalami
guncangan (shaking). Biasanya digunakan pada pemotretan yang menggunakan
kecepatan (speed ) rendah/lambat dan untuk menopang lensa-lensa panjang.
3.
Monopod
Mempunyai fungsi yang sama dengan
tripod tetapi hanya bentuknya yang berbeda yaitu hanya satu kaki sehingga lebih
praktis.
4.
Kabel Release
Bentuknya hampir sama seperti injeksi yang
lentur. Berfungsi untuk menghindari
goncangan shutter ditekan karena saat memakai
alat ini kita tidak perlu menekan shutter secara langsung. Penggunaan dipasang
pada soket kabel release.
5.
Background
Kain atau latar belakang yang
digunakan untuk pemotretan studio dengan berbagai macam gambar, pola dan warna.
6.
Stand Background
Alat penyangga background, dan dalam
penggunaannya paling tidak ada 2 stand. Alat ini bisa dinaik – turunkan sesuai
kebutuhan.
A.
Alat Bantu Pencerahan
1.
Payung
Payung ini dapat membantu dalam mendapatkan
gambar yang profesional. Dengan menggunakan payung cahaya akan menyabar
sehingga memungkinkan mendapatkan pencahayaan yang lembut dalam gambar.
Pada dasarnya ada dua warna payung yang dapat
digunakan pada saat pemotretan. Yaitu Hitam/Perak dan putih.
a.
Payung putih
Payung putih ini biasanya digunaka untuk
fotografi indoor. Untuk menggunakannya , harus menembak cahaya secara langsung
melalui payung untuk mendapatkan gambar yang lembut. Adapun teknik yang lain.
untuk menghilangkan bayangan misalnya harus menempakan payung dalam posisi yang
akan menempatkan bayangan di belakang sobat subjek. Teknik ini biasanya
diunakan untuk memotret foto potrait.
b.
Payung Hitam/Perak
Payung jenis ini berfungsi untuk mencerahkan
subjek. Payung ini adalah kombinasi antara hitam pada bagian luar dan perak
pada bagian dalam. Dengan jenis payung ini cahaya langsung mengarah pada bagian
perk sehingga mencerahkan subjek. Meskipun cahaya diarahkan pada subjek, payung membantu mendapatkan gambar yang bersih.
Untuk gambar lebih cerah, teknik
terbaik adalah dengan menggunakan kombinasi antara payung putih dan hitam
silver. Ini akan memungkinkan Anda untuk menghilangkan bayangan dan membuat
subjek Anda terlihat bercahaya. Tips yang baik adalah dengan menggunakan payung
hitam/perak sebagai sumber utama cahaya dan kemudian menggunakan payung putih
untuk menyebarkan cahaya untuk mendapatkan gambar yang lebih lembut.
Sangat penting untuk dicatat bahwa yang
ingin gambar-gambar hasil jepretnya terlihat lebih kreatif, hanya menggunakan
flash built-in bukanlah ide yang baik. Alasannya adalah bahwa hal itu dapat
menciptakan bayangan dan dapat membuat subjek akan terlihat satu-dimensi.
Tetapi jika Sobat mencoba untuk memindahkan sumber cahaya dari subjek Sobat dan
gunakan payung atau jenis lain dari diffuser, Sobat dapat menciptakan cahaya
lembut dan mencapai foto yang lebih jelas.
Perlu diingat bahwa ukuran subjek dan
sumber cahaya mempengaruhi kerasnya bayangan. Dengan kata lain, cahaya keras
adalah hasil dari subjek kecil dan sumber cahaya kecil sementara lightsource
besar akan memberikan cahaya lembut untuk subjek Sobat.
Jika Sobat senang menghemat energi,
Sobat dapat menggunakan LED dan neon. Alat ini adalah alternatif yang bagus
untuk hot light dan sangat ideal untuk video HD dan digital stills.
2.
Flash atau Blizt
Diperlukan dalam pemotretan apabila cahaya
yang dirasa kurang /minim misalnya pemotretan pada malam hari. Namun kita juga bisa
menggunakan flash pada siang hari. Penggunaan pada siang hari biasanya untuk
fill in.
3.
Slave Unit
Dapat juga disebut sebagai sensor. Cara
kerjanya adalah menangkap cahaya dari main light untuk kemudia manyalankan
sumber cahaya lain yang terhubung pada slave unit.
4.
Reflektor
Digunakan
untuk memberi cahaya tambahan yang merupakan pantulan cahaya dari main light.
Biasanya berbentuk bundar dan kotak. Pada umumnya memiliki 3 warna yaitu putih,
perak dan emas. Kita juga dapat menggunakan sehelai kain putih, styrofoam
dan kertas mengkilap sebagai reflektor yang berguna pada saat pemotretan.
5.
Soft
Box
Sebuah kotak
yang terbuat dari kain dengan kedudukan atau rangka yang berbentuk seperti
pyramid. Cahaya yang dihasilkan softbox lebih lembut daripada cahaya yang
dihasilkan payung reflektor maupun reflektor. Softbox memiliki bermacam-macam
ukuran(semakin besar ukurannya semakin lembut cahaya yang dihasilkan). Sumber
cahaya Soft Box juga berasal dari strobo.
6.
Barndoors
Berbentuk segi
empat dan bewarna gelap. Biasanya dipasang pada soft box. Kegunaan dari barndoors
adalah untuk mengarahkan cahaya yang keluar dari sumber cahaya.
7.
Honeycomb/Sarang
Lebah
Alat ini sejenis
dengan filter dan bentuknya bundar seperti sarang tawon, tapi dipasang pada
lampu/sumber cahaya. Berfungsi untuk menghaluskan cahaya yang jatuh ke arah
obyek.
8.
Flash
Meter
Berfungsi
sebagai pengukur kekuatan sumber cahaya dalam pemotretan indoor atau outdoor.
Alat ini lebih akurat daripada light meter yang ada pada kamera.
9.
Trigger
Menyalakan
flash/lampu studio dengan gelombang elektro Kamera secara simpel merupakan
sebuah kotak yang terdapat body untuk menempatkan film dan bagian depannya
terdapat sebuah lubang yang tertutup rapat dengan sebuah lensa, dengan demikian
sebuah lensa kamera pada prinsipnya terdiri dari dua bagian utama yaitu “body
kamera dan lensa”.
10. Sincron
cable
Digunakan untuk membantu menyalakan flash tambahan
atau sumber pemotretan yang lain. Cara pengunaanya dengan menghubungkan nya
dari sumber cahay tambahan kebody camera.
11. Holder/braket
Alat ini digunakan jika kita menggunakanflash tambahan.
Berfungsi sebagai penyangga flash tambahan dan slave unit.
12. Strobo/strobe
Alat ini hampir mirip dengan flash, tapi bentuknya lebih besar dan cahaya yang dihasilkan
juga lebih besar. Strobo dapat menyimpan cahaya dengan sumber tenaga yang
berasal dari tenaga listrik AC atau baterai kering. Strobo memiliki sensor yang
dapat menangkap main light sumber cahaya utama. Jadi strobo
akan menyala secara otomatis ketika ada main light yang
dinyalakan. Jika tidak menggunakan main light, strobo dapat
diaktifkan dengan cara menghubungkan kabel sinkro langsung dari strobo ke
kamera. Ukuran kekuatan cahaya yang dihasilkan strobo dapat kita atur sesuai
selera kita. Alat ini lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor
13. Ac
slave
kerja dan
penggunaan hampir mirip dengan strobo yang membedakan adalah sifat cahaya AC
slave lebih melebar/ menyebarkesegala arah.
14. Snoot
Alat ini berfungsi mengarahkan cahaya pada satu titik
agar tidak menyebar/terpusat. Bentuk snoot menyerupai corong dan juga lebih
banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor. Biasanya juga digunakan untuk
pemotretan double dan multi expose.
15. Lampu Studio
Ketika lampu pertama sampai di anda,
lakukan fase sbb: (keterangan dibawah ini untuk contoh foto lampu paling atas 100w).
a.
CABLE
POWER SOCKET : “colok” kabel power ke lubang ini dan “colok” juga ke socket
listrik di rumah anda.
b.
LIGHT
SWITCH : tombol on-off untuk menghidupkan flash lighting tsb. Sebelum
dihidupkan dapat anda pasang modeling lamp terlebih dahulu.
Flash Lighting (flash tube) ini, dengan tombol hidupnya dari LIGHT SWITCH, bentuk lampunya nya bulat seperti gelang, dan dia memancarkan cahaya jika ditrigger dgn pemicu dari kamera anda seperti (Cable Syncro, Radio Slave, IR Trigger dan Flash Eksternal Kamera). Power dari flash tube ini sesuai dgn spek yg anda beli, 110 ws atau 250 ws bahkan 500ws dan lain sbgnya.
Flash Lighting (flash tube) ini, dengan tombol hidupnya dari LIGHT SWITCH, bentuk lampunya nya bulat seperti gelang, dan dia memancarkan cahaya jika ditrigger dgn pemicu dari kamera anda seperti (Cable Syncro, Radio Slave, IR Trigger dan Flash Eksternal Kamera). Power dari flash tube ini sesuai dgn spek yg anda beli, 110 ws atau 250 ws bahkan 500ws dan lain sbgnya.
c.
MODELING
LAMP SWITCH : tombol on-off untuk menghidupkan modeling lamp. Bentuk
modeling lamp seperti lampu rumah atau lampu belajar, (spot/continues light)
nyala terus, biasanya berwarna kuning (dibawah 5000K), cahayanya dan wattnya
biasanya lebih kecil dari spek lampu, contoh lampu flash power110w merk
“tronic”, flash tubenya 110w, modeling lampnya cuma 60w.
Modeling lamp ini, berfungsi sebagai guide lamp, memberi petunjuk kepada kita, kira-kira kemana jatuh cahaya. Juga sebagai pembantu auto focus kamera kita, ketika ruang studio kita buat gelap gulita. Dapat juga dimanfaatkan sebagai fill light (cahaya untuk mengisi).
Untuk modeling lamp ini jika kemudian hari putus, sebagian lampu studio dapat mengantinya dengan lampu rumahan umum, sejauh drat belakangnya masuk dan cocok.
d.
OUT
PUT CONTROL : Untuk menaik atau turunkan power dari kekuatan pancaran cahaya
flash tube, posisi 1 = full power (untuk perawatan, ketika memutar full power,
turunkan sedikit, tetap diangka 1 tapi tidak mentok habis), ½ = setengah power
dsbg sampai dengan 1/8 power.
e.
TEST
BUTTON : Setelah lampu anda persiapkan, ada baiknya lakukan test button,
mencoba apakah lampu menyala. Ketika anda selesai memotret dan mematikan
power, lakukan test button lagi untuk membuang power flash yg masih tersimpan
(untuk perawatan).
f.
100%
INDICATOR LAMP : Lampu kecil ini akan menyala ketika pengisian power sudah
cukup untuk di pakai kembali, untuk lampu contoh sekitar 4 detik waktu
recyclenya. Untuk perawatan pastikan lampu ini sudah nyala untuk kita
memakai kembali, sabar saja sekitar 4 detik. Kalau mau yg satu detik
mungkin ada, tetapi sudah tentu lampu mahal.
g.
SYNC
CABLE SOCKET : Biasanya setiap membeli lampu (seperti merk contoh) kabel
syncro turut disertakan, ini dapat digunakan jika kamera anda memiliki socket
penerimanya, atau membeli adapter pada hot shoe kamera anda. Kabel syncro
berfungsi untuk mentriger flash studio anda melalui mediasi kabel.
Selain itu jika memakai Radio Slave untuk mentrigger lampu flash anda, biasanya di socket ini receiver dari radio slave di colokkan. Dengan tertanamnya Radio Slave maka pancaran flash orang lain pada Sync Controler lampu anda, tidak dapat mentrigger lampu tsb. Lampu hanya untuk anda.
Selain itu jika memakai Radio Slave untuk mentrigger lampu flash anda, biasanya di socket ini receiver dari radio slave di colokkan. Dengan tertanamnya Radio Slave maka pancaran flash orang lain pada Sync Controler lampu anda, tidak dapat mentrigger lampu tsb. Lampu hanya untuk anda.
h.
SYNC
CONTROLER : Lampu kecil ini merupakan sensor untuk mentrigger lampu flash
studio, setiap bias sinar yg menyentuhnya, lampu akan tertriger, biasanya
dengan menggunakan Flash eksternal (set dimanual, jangan TTL) atau IR
Triger. Namun orang lain yg memakai flash eksternal bahkan pop
up/internal flash, bisa ikut mentriggernya, bahkan jika di out door Sync
Controler yg telah tersirami cahaya matahari sekian lama, IR Trigger dan Flash
Eksternal anda tidak dapat mentrigger lampu tersebut, istilahnya lampu jadi
"bego". Solusinya pakai radio slave.
i. FUSE TUBE : Untuk beberapa lampu
(contoh 110ws tronic) jika kita ingin menyalakan power, ternyata lampu mati
total, dan tombol-tombol tidak berfungsi, ganti saja fuse, mungkin putus.
j.
UMBRELLA
HOLDER : Umumnya pada bawah lampu ada lubang untuk dudukan payung studio.
16. Lensa
Ada banyak sekali jenis lensa di
dunia fotografi dengan kegunaan, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing.
Untuk kamu yang mungkin belum begitu paham, berikut daftarnya:
a. Fisheye: Tidak ada manfaat spesifik,
kecuali memberikan efek mata ikan. Baca juga penjelasan lebih spesifiknya di
artikel yang ini.
b. Ultra-wide rectilinear, lebih lebar
dari 19mm: Biasanya untuk memotret interior, dengan ruang terbatas tapi
dibutuhkan pandangan menyeluruh di dalam sebuah ruangan.
c. Ultra-wide-angle (19, 20, 21, atau
24mm): Satu dari empat atau lima lensa penting untuk profesional, sangat
berguna untuk seniman dan pemula yang sudah mengenal dasar fotografi. Digunakan
untuk landscape, interior, street photography, foto massa, dan sebagainya.
Masih jarang orang menggunakan lensa ukuran ini untuk fotografi sehari-hari.
d. Ultra-wide-angle zoom (lebar ujungnya
20mm atau lebih lebar): Berguna jika seorang fotografer mau membawa sebuah
lensa berat dan bukannya tiga yang lebih ringan, atau mereka yang menyukai efek
flare. Kadang berpasangan dengan lensa zoom 80-200mm sebagai dua lensa penting
profesional.
e. Wide angle: Sekarang lensa ukuran
24mm lebih sering digantikan oleh 20mm dan lensa 35mm telah menjadi focal
length yang dianggap normal, sehingga diantara keduanya hadirlah focal length
fixed yaitu 28mm. Berguna untuk melakukan pemotretan apapun (terutama untuk
street photography, art, photojournalism, dan portret lingkungan) dimana tampilan
lebar dibutuhkan.
f. Shift: Untuk memotret bangunan.
Memperbaiki lengkungan pada garis yang diakibatkan oleh masalah perspektif.
g. Tilt shift: sama dengan lensa shift,
sekarang biasanya digunakan untuk memberi efek miniatur, juga untuk memotret landscape
dengan porsi foreground yang banyak.
h. Zoom 28-200mm untuk segala keperluan:
jarang dipakai karena range focal-nya yang terlalu lebar sehingga tidak bisa
menghasilkan foto yang kualitasnya baik.
Lensa fixed normal (35mm): Ini adalah focal length yang paling mudah digunakan untuk memotret, tapi seringkali digantikan oleh lensa zoom. Sering digunakan untuk street photography.
Lensa fixed normal (35mm): Ini adalah focal length yang paling mudah digunakan untuk memotret, tapi seringkali digantikan oleh lensa zoom. Sering digunakan untuk street photography.
i.
Normal/standard
(50mm): Berguna untuk memotret jarak dekat. Bagus untuk belajar disiplin bagi
mereka yang sudah terbiasa menggunakan lensa zoom. Jika digunakan oleh mereka
yang ahli, bisa menghasilkan foto serupa wide angle juga telephoto.
j.
Macro/micro:
Untuk memotret bunga, serangga, bola mata, bulu mata, barang-barang kecil,
sarang laba-laba yang dihiasi embun, dan semacamnya. Lensa hobi yang sangat
populer, karena fotografer makro adalah salah satu tipe fotografer paling
antusias yang seringnya memotret hal-hal menyenangkan.
k. Normal super cepat (f/2, f/1.2):
Digunakan oleh mereka yang suka depth of field yang sangat terbatas. Biasanya
untuk membuat portrait, juga untuk mereka yang suka bokeh.
l.
Zoom
standard (35-70mm, 28-105mm, 35-135mm, dsb.): Digunakan untuk memotret dibawah
cahaya terang – biasanya snapshot, pemandangan, mobil, foto perjalanan,
foto-foto underexposedm dan foto yang meledak karena flash dari kamera. Berguna
untuk foto-foto yang sangat umum.
m. Lensa fixed 135mm: Jarang digunakan
atau dimiliki. Umumnya hanya menjadi lensa standard 35mm jika digunakan pada
kamera rangefinder.
n. Zoom medium cepat: Untuk profesional,
ini adalah lensa sehari-hari. Untuk pemula, jarang digunakan. Sangat mahal,
besar, dan berat tapi kualitasnya setara lensa fixed yang lebih murah.
o. Short tele (75, 77, 80, 85, 90, 100,
atau 105mm): Untuk portrait, landscape ketat, foto wajah, beauty dan fashion.
Biasanya kit lens yang datang bersama body camera juga dalah zoom standard
seperti ini.
p. Lensa fixed lambat 180mm atau 200mm:
Ringan dan mudah dibawa.
Telephoto zoom standard (70 atau 80 atau 180, 200, atau 210): Baik itu cepat atau lambar, lensa ini bagus untuk kebanyakan fotografer, pro maupun pemula. Digunakan untuk segala jenis action, aktivitas, fashion, portrait, foto wajah, reportase, olahraga, wildlife, landscape dan alam. Bisa mencakup range telephoto yang dibutuhkan kebanyakan fotografer – setidaknya sampai mereka mulai tertarik untuk memotret burung.
Telephoto zoom standard (70 atau 80 atau 180, 200, atau 210): Baik itu cepat atau lambar, lensa ini bagus untuk kebanyakan fotografer, pro maupun pemula. Digunakan untuk segala jenis action, aktivitas, fashion, portrait, foto wajah, reportase, olahraga, wildlife, landscape dan alam. Bisa mencakup range telephoto yang dibutuhkan kebanyakan fotografer – setidaknya sampai mereka mulai tertarik untuk memotret burung.
q. 300mm cepat: Untuk fashion, katalog,
fashion show, olahraga, alam, pertunjukan pesawat terbang. Lensa yang penting
untuk profesional, juga untuk fotografer alam. Agak sulit digunakan oleh pemula
kecuali untuk memotret serangga.
r.
400mm:
Serangga, olahraga, dan burung. Juga untuk memotret pertandingan sepak bola
dengan fokus pada pemain secara individu.
s. 500mm: Serangga dan burung.
t.
600mm:
Serangga.
Sumber :
·
Subscribe to:
Posts (Atom)